Pembangunan Ekonomi Berbasis Wilayah


Konsep-Konsep Pengembangan Wilayah

1. Pusat-Pusat Pertumbuhan
2. Pengembangan Ekonomi Lokal
3. Strategi Pengembangan Ekonomi
-          Location Quotient Analysis (LQ)
-          Shift – Share Analysis
4. Pembangunan Ekonomi Berbasis Wilayah
5. Pengembangan Wilayah Berbasis Kompetisi
---------------------
Strategi pembangunan berbasis wilayah merupakan sebuah alternatif bagi rencana pengembangan wilayah yang selama ini selalu bersifat top-down. Strategi tersebut memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Ardani, 1992:7) :
1.       Strategi dan sistem pemrograman dibuat fleksibel dengan melakukan proses feed-back berkesinambungan yang inheren agar dapat menyesuaikan diri dengan keadaan perekonomian yang selalu berubah. Tidak seperti rencana pembangunan lima tahunan konvensuional yang memiliki kerangka jangka panjang yang kaku,
2.       Strategi ini disiapkan untuk melibatkan berbagai stakeholder yang terkait dengan pengembangan perekonomian wilayah, seperti pemerintah daerah, Kadin, perusahaan swasta, lembaga keuangan, koperasi, asosiasi, LSM, organisasi kemasyarakatan, perguruan tinggi dan sebagainya. Untuk merumuskan strategi, dibuatlah suatu komite strategi,
3.       Mekanisme self-generate yang berkesinambungan dilakukan dengan cara, dimana program selalu dibuat berdasarkan strategi dan hasil dari implementasi program dijadikan masukan untuk strategi lebih lanjut,
4.       Agar lebih praktis, penekanan dilakukan pada proses maupun hasil-hasil perencanaan, implementasi dan feed-back.
Strategi pembangunan ekonomi berbasis wilayah ini mendasarkan kegiatannya pada sumber daya andalan yang ada pada wilayah tersebut. Tentunya sumber daya tidak sama pada setiap wilayah. Sebetulnya ada beberapa sumber daya yang diberi penekanan dalam pendekatan ini, yaitu :
a)      Sumber daya pertanian, termasuk kehutanan dan perikanan,
b)      Sektor pariwisata, termasuk sumber daya alam, kultur, lansekap dan pemandangan kota (townscape),
c)       Kebudayaan termasuk status wilayah yang telah ditetapkan,
d)      Sumber daya manusia termasuk lembaga pendidikan dan penelitian.
Perlu diingat bahwa dalam dunia modern yang penuh inovasi, sumber daya manusia semakin dirasakan penting dibanding sumber daya alam, sehingga sumber daya untuk pembangunan lebih dapat diciptakan. Arah pembangunan tergantung pada kondisi setempat, tetapi pedoman umum untuk mengarahkan pembangunan ekonomi berbasis wilayah dapat diidentifikasi sebagai berikut :
a)      Penciptaan lapangan kerja untuk mengentaskan kemiskinan,
b)      Kesinambungan sosial, ekonomi, lingkungan dan kelembangaan,
c)       Pembangunan desa dan kota yang seimbang melalui hubungan timbal balik,
d)      Pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan umum, pendidikan kejuruan, pengembangan kemampuan kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan,
e)      Peningkatan kultur setempat.
Setiap wilayah dapat mencari simbol masing-masing yang menarik untuk menggambarkan arah pembangunannya dalam rangka mengkonsolidasikan kegiatan pembangunan dan juga untuk mempromosikan wilayahnya di dalam negeri ataupun di luar negeri (region sales). Secara lebih spesifik strategi pembangunan ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Strategi Pembangunan Dan Sumber Daya Lokal Yang Diandalkan
Strategi Pembangunan Dan Sumber Daya Lokal Yang Diandalkan
Sumber : Ardani, 1992:9
  
Pengembangan modal sosial harus diarahkan untuk kesinambungan sosial, ekonomi, lingkungan dan kelembagaan. Perhatian khusus harus diberikan pada perlindungan dari bencana alam, seperti banjir dan tanah longsor. Sebagai tambahan, pembangunan harus juga mempertimbangkan preservasi dan penataan lansekap dan pemandangan kota (townscape) untuk mempertahankan identitas masing-masing wilayah yang akan mendorong masyarakat setempat untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan wilayah. Jaringan dari berbagai tipe modal sosial harus ditetapkan untuk mendukung berbagai tipe kegiatan pembangunan ekonomi. Contohnya, berkaitan dengan alur informasi atau alur pergerakan, alur “horizontal” antar ibukota pada tingkat yang sama semakin penting di samping alur “vertikal” konvensional yang hanya menghubungkan antar ibukota pada level yang berbeda.

Daftar Pustaka:

Parr, John B, Growth Pole Strategies in Regional Economic Planning : A Retrospective View, Carfax Publishing 1999.
Nawanir, Hanif (2003), Studi Pengembangan Ekonomi dan Keruangan Kota Sawahlunto Pascatambang, Tesis Program Pascasarjana Universitas Diponegoro (2003)