Karakteristik Hunian Tempat Tinggal atau Rumah

John Turner dalam Sabari (1999) mengemukakan beberapa dimensi yang bergerak paralel dengan mobilitas tempat tinggal, ada 4 dimensi yang perlu diperhatikan dalam mencoba memahami  dinamika perubahan tempat tinggal pada suatu kota.
a)    Dimensi Lokasi,
Dimensi ini mengacu pada tempat-tempat yang dianggap paling cocok untuk bertempat tinggal dalam kondisi dirinya (lebih ditekankan pada penghasilan dan siklus kehidupannya), lokasi dalam konteks ini berkaitan erat dengan jarak terhadap tempat kerja (accessibility to employment).

b)    Dimensi Perumahan,
Dimensi ini berkaitan dengan aspirasi perorangan atau sekelompok orang terhadap macam dan type rumah yang diinginkan sesuai dengan penghasilan dan siklus kehidupannya.

c)    Dimensi Siklus Kehidupan,
Dimensi ini membahas tentang tahap-tahap seseorang mulai menapak dalam kehidupan mandirinya, dimana semua kebutuhan hidupnya ditopang oleh penghasilannya sendiri.

d)    Dimensi Penghasilan,
Dimensi ini berkaitan dengan besar kecilnya penghasilan seseorang yang dikaikan dengan lamanya menetap di suatu kota.

Teori diatas didasarkan pada asas keseimbangan, dimana mengandung pengertian bahwa mereka yang lebih kuat ekonominya akan memperoleh sesuatu yang lebih baik dalam hal lokasi perumahan. Kondisi ini merupakan gabungan dari 3 prioritas dalam lingkungan perumahan yaitu;
a)    Masalah penguasaan tempat tinggal, dengan melihat kemampuan ekonomi seseorang akan mampu memutuskan yang terbaik buat dirinya apakah menyewa atau memiliki perumahan
b)    Masalah lokasi, disini seseorang harus menentukan lokasi tempat tinggal yang dianggap paling sesuai. Apakah dekat dengan pusat kota, dekat dengan tempat kerja atau di daerah pinggiran kota.
c)    Masalah rumahnya sendiri, seseorang harus menentukan apakah jenis rumah yang sangat sederhana, menengah ataupun mewah.
           
Ada strata sosial yang ikut berpengaruh terhadap perilaku masyarakat dalam menentukan pilihan terhadap tempat tinggal, yaitu:
a)    Bridgeheaders
Golongan yang baru datang ke kota, yaitu golongan yang dengan segala keterbatasannya belum mampu mengangkat dirinya ke jenjang sosial ekonomi yang lebih tinggi. Pada umumnya pasangan keluarga muda atau bujangan, dan terpaksa harus menyewa tempat tinggal.

b)    Consolidators
Golongan yang sudah agak lama tinggal di perkotaan, yaitu golongan yang ekonominya mulai meningkat dan membeli lahan atau rumah dengan kualitas sedang.

c)    Status Seeker
Golongan yang sudah lama tinggal di kota, yaitu golongan yang ekonominya sudah mapan. Golongan ini menginginkan suatu kondisi yang mengakibatkan statusnya diakui dalam statum sosial.



Daftar Pustaka:
Asteriani, Febby (2005). “Analisis Peringkat Faktor-Faktor Pemilihan Lokasi Ruko Dari Sudut Pandang Pengguna dan Pengembang Ruko Di Kota Pekanbaru”. Tesis S-2 MPKD, UGM, Yogyakarta.

Yunus, Sabari, (1994). Teori dan Model Struktur Keruangan Kota, Fakultas Geografi UGM, Yogyakarta.