Konsep Perencanaan yang Radikal (Radical Planning)

Planners must rely on practical wisdom
(Sandercock, 2003).


RADICAL PLANNING
  1. Emancipatory Planning
  2. Pluralistic Planning
  3. Contemporary Planning
Latar Belakang
- Paradigma pemikiran perencanaan cenderung berkembang tidak hanya memperhatikan teori dan pola pikir yang ada.
- Hal ini karena perkembangan dan perubahan permasalahan yang tinggi. Topik dan tema permasalahan pembangunan selalu berubah dari waktu ke waktu.
- Sehingga, teori dan pola yang ada sering tidak selaras dengan perubahan perkembangan permasalahan tersebut.
- Oleh karena itu, muncul pendekatan-pendekatan yang sangat kontekstual dan praktis terhadap permasalahan yang dihadapi.
- Paradigma perencanaan tersebut kemudian dikenal sebagai Radical Planning. Pengertian radikal disini berarti kembali keakar masalah, dengan lebih memperhatikan dasar atau akar masalah perencanaan itu sendiri.
- paradigma perencanaan ini bersifat emansipatory, pluralistik dan kontemporer.


Konsep Dasar Pemikiran Radikal
1. Konsep Radical
- Radical, as entire, are frequently employed as interchangeable in describing some marked alternation in the condition of things. There is, however, an obvious difference between them.
- A radical cure, reform, etc., is one which goes to the root of the thing in question; and it is entire, in the sense that, by affecting the root, it affects in a appropriate degree the entire body nourished by the root; but it may not be entire in the sense of making a change complete in its nature, as well as in its extent.
- Hence, we speak of a radical change; a radical improvement; radical differences of opinion; while an entire change, an entire improvement, an entire difference of opinion, might indicate more than was actually intended. A certain change may be both radical and entire, in every sense.
2. Filosofi Pengertian Radikal
- A primitive word; a radix, root, or simple, underived, uncompounded word; an etymon.
- Relating, or belonging, to the root, or ultimate source of derivation; as, a radical verbal form.
- The words we at present make use of, and understand only by common agreement, assume a new air and life in the understanding, when you trace them to their radicals, where you find every word strongly stamped with nature; full of energy, meaning, character, painting, and poetry.
3. Pengertian Umum Radikal
- In sociology:
one who advocates thoroughgoing analysis or change "at the root"
- In politics:
- can refer to (an extremist) a supporter of a revolutionary social movement
- can refer to a counterpart to a conservative; see Radical Republican
- can refer to member of a Radical Party
- can refer to a progressive liberal, like e.g. the Radicals, a group of left-wing MPs in the 19th-century British Parliament
- In chemistry, either an atom or molecule with at least one unpaired electron, or a group of atoms, charged or uncharged, that act as a single entity in reaction. These two definitions are not functionally identical.
- In mathematics:
- the n-th radical or root of a number a, written as , which is a number whose n-th power is a (see radical (mathematics)).
- the Radical of an ideal is an important concept in abstract algebra.
Pengertian Pemikiran Radikal
1. Pemikiran Radikal adalah sebuah pemikiran yang bersifat fundamental terdahap akar permasalahan yang dihadapi, biasanya bertentangan dengan pemikiran tradisional atau konvensional karena dianggap membelenggu kebebasan untuk mengembangkan pemikiran secara kontekstual.
2. Karakteristik Radikal
- Radikal terfokus pada akar permasalahan yang dihadapi atau roots of the problems.
- Dalam kajian permasalahan, pemikiran radikal mengedepankan pemikiran yang amat kontekstual dengan akar permasalahan yang dihadapi, biasanya mengabaikan pemikiran-pemikiran terdahulu yang telah menjadi konvensi (kompromis) dan mentradisi. Pemikiran terdahulu dianggap oleh para pemikir radikal sebagai sesuatu yang membelenggu.
- Untuk berpikir radikal, dibutuhkan sifat kritis, kreativitas dan inovatif.
- Radikal sering dianggap sebagai lawan dari konservatif.
3. Radical Vs Conservative
A. RADICAL
- Berdasar pada hal-hal mendasar (root).
- Berdasar pada hal-hal terkini.
- Memecahkan permasalahan terfokus gejala yang ditangkap, dan mengolahnya secara kontekstual, mengedepankan kreativitas.
B. CONSERVATIVE
- Berdasar pada kompromis (conformist).
- Berdasar pada pemikiran konvensional/ tradisional.
- Memecahkan permasalahan secara hati-hati, dengan mempertimbangkan pemikiran tradisi yang selama ini berlangsung.
Posisi Radical Planning Dalam Sejarah Perkembangan Pemikiran Perencanaan
1. Posisi Radical Planning
- Menurut Friedmann, tradisi ‘planning in the public domain’ dapat di kelompokkan menjadi dua, yaitu:
1. Tradisi yang bersifat konservatif, yang menunjukkan pemikiran perencanaan yang bersifat konvensional, tradisional dan diakui luas (established).
2. Tradisi yang bersifat radical, yang menunjukkan pemikiran perencanaan yang bersifat fundamental, dan berfokus pada akar permasalahan (roots).
- Dalam konsep tradisi ‘planning in the public domain’, Friedmann mengelompokkan tradisi pemikiran perencanaan yang termasuk ke dalam radical planning, yaitu:
- Social Reform, yang menunjukkan tradisi perencanaan social guidance dalam pemikiran yang radical.
- Social Mobilization, yang menunjukkan tradisi perencanaan social transformation dalam pemikiran yang radical.
2. Review : Fungsi Perencanaan
- Planning attempts to link scientific and technical kenowledge to actions in the public domain.
Perencanaan berupaya menjembatani antara ilmu pengetahun dasar (teoritis) dengan ilmu-ilmu pengetahuan teknis (terapan-praktis) pada kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat umum.
- Planning attempts to link scientific and technical knowledge to processes of societal guidance.
Perencanaan berupaya menjembatani ilmu pengetahuan dasar (teoritis) dengan ilmu-ilmu pengetahuan teknis (terapan-praktis pada proses-proses societal guidance.
- Planning attempts to link scientific and technical knowledge to processes of social transformation.
Perencanaan berupaya menjembatani ilmu pengetahuan dasar (teoritis) dengan ilmu-ilmu pengetahuan teknis (terapan-praktis pada proses-proses social transformation.
- Societal Guidance
adalah pedoman yang disusun sebagai upaya untuk memberikan arahan pembangunan kemasyarakatan.
- Social Transformation
adalah proses transformasi pengetahuan, hak, kewajiban dan berbagai aspek yang menyangkut pembangunan kemasyarakatan kepada masyarakat, sehingga masyarakat dapat menggunakannya untuk membangun.
3. Posisi Radical Planning
- Berdasarkan diagram ‘pemetaan sejarah’ menurut Friedmann, dapat dilihat bahwa ‘Radical Planning’ berkembang dengan pengaruh social science yang kuat. Pengaruh social science yang kuat terutama dipengaruhi oleh pemikiran utopian, yang cenderung bersifat dinamis, kreatif dan inovatif.
- Sementara itu, pengaruh engineering science yang kuat menyebabkan kuatnya aliran pemikiran konservatif. Konservatif itu sendiri menunjukkan sifat-sifat perkembangan yang cenderung lambat atau statis, karena masih kuatnya pengaruh teori atau konsep yang telah ada. Engineering science yang cenderung berkembang lambat untuk meninggalkan konsep dan teori yang ada, memberikan pengaruh pada pemikiran yang bersifat konservatif.
KONSEP DASAR Radical Planning
1. Tantangan Kebutuhan Radical Planning
- Pertumbuhan jumlah masyarakat yang tinggi diikuti oleh sifat pluralistik yang tinggi pula.
- Pluralistik masyarakat yang tinggi diikuti oleh semakin kompleksnya permasalahan yang muncul di dalam masyarakat.
- Teori dan konsep terdahulu yang sudah diterima (accepted) dan disepakati (conformed) terasa tidak mampu memberikan penjelasan praktis terhadap permasalahan yang semakin kompleks.
- Pendekatan rasionalitis yang bersifat universal dan general terlalu umum untuk mengatasi permasalahan yang bersifat spesifik dan kontekstual.
- Pendekatan positivistik yang tergantung dari pengalaman praktis dan pembuktian empiris dapat membelenggu pendekatan yang harus diambil.
- Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah pendekatan perencanaan yang memperhatikan akar, dasar dan konteks dari setiap permasalahan yang dihadapi.
- Pendekatan tersebut adalah pendekatan Radical Planning, yang mengedepankan perhatian pada akar, dasar dan konteks dari obyek yang direncanakan.
2. Enam Prinsip Dasar Radical Planning (Sandercock, 2003)
  1. Greater reliance on practical wisdom.
  2. Planning is less document oriented and more people-centered, with more negotiated, political and focused plans.
  3. Planners need to access other ways of knowing, examining experiential, intuitive and contextual knowledges articulated through stories and other media.
  4. Greater community-based planning geared to empowerment and a movement away from top-down approaches.
  5. Acknowledge that there are multiple publics. The idea of the “Public interest” is no longer applicable as there are now multiple publics.
  6. Planning needs to be more participatory.
EMANCIPATORY PLANNING - Radical Planning-Emancipatory
- Perencanaan Radikal mengedepankan kesamaan setiap elemen didalam proses perencanaan.
- Setiap elemen dalam masyarakat memiliki akar atau dasarnya sendiri, sehingga memiliki kesamaan untuk dikedepankan, dengan pendekatan dan paradigmanya sendiri.
- Oleh karena itu, Radikal Planning mengepankan konsep-konsep:
- Mengedepankan kesamaan hak untuk semua pihak atau sektor yang terpinggirkan karena adanya pemikiran konvensional.
- Mengedepankan kesamaan posisi setiap pemikiran lokal, untuk dipertimbangkan dalam proses perencanaan.
Ciri Perencanaan Emansipatory
- Kesempatan diberikan sama pada setiap stakeholders didalam proses perencanaan.
- Meskipun memiliki kesempatan yang sama, hasil yang diperoleh untuk masing-masing stakeholders harus dipandang berbeda, karena masing-masing memiliki posisi dan peran yang berbeda-beda.
- Perencanaan harus membuka kesempatan terlibat yang sama, tetapi tetap menempatkan setiap stakeholders pada posisi, peran dan fungsinya masing-masing dalam sistem proses pembangunan.
Radical Planning PLURALIST PLANNING
1. Radical Planning-Pluralistic
- Perencanaan radikal mengedepankan setiap topik, kasus, dan tema permasalahan dalam posisi untuk mendapatkan perhatian yang sama dan seimbang.
- Mengingat permasalahan perencanaan dalam kehidupan masyarakat amat kompleks dan bermacam-macam, maka pendekatan perencanaan radikal cenderung pluralistik.
- Pendekatan perencanaan radikal tidak berupaya untuk mencari kesamaan dan kesepakatan dari adanya keanekaragaman, tetapi mempertahankan kenekaragaman dan perbedaan tersebut untuk meningkatkan sifat kesamaan pentingnya setiap akar permasalahan.
2. Ciri Perencanaan Pluralis
(Jordan, 1990)
- Kekuasaan dikelompok-kelompokan (fragmented) dan didesentralisasikan di dalam masyarakat.
- Pengembangan akses tidak sama terhadap setiap kelompok, disesuaikan dengan fungsi dan peran masing-masing.
- Penyebaran kekuasan kedalam masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan keinginan (desirable).
- Penyebaran kekuasaan disesuaikan dengan kebijakan sektoral untuk menyesuaikan kondisi dengan hasil yang diharapkan dari masing-masing sektor.
- Penerapan penyebaran pluralis kekuasaan politis melalui pemilihan umum dan perwakilan di lembaga-lembaga parlemen.
- Dunia pluralis yang ideal adalah terjadinya interaksi antar kepentingan yang menghasilkan kompetensi ide dan legitmasi untuk menngeluarkan hasil yang sesuai.
- Stakeholders didalam dunia perencanaan bersistem pluralis dibatasi oleh proses perencanaan dalam ketidakpastikan dan proses tawar menawar didalam interaksi kepentingan tersebut.
CONTEMPORARY PLANNING - Radical Planning-Contemporary
- Kecenderungan penekanan Radical Planning pada hal-hal yang bersifat mengakar dan mendasar dari permasalahan yang dihadapi, menyebabkan pendekatannya bersifat praktis dan kontekstual.
- Pendekatan praktis dan kontekstual seringkali bersifat kontemporer, tidak atau belum diakui secara tradisi sebagai kesepakatan yang luas. Dengan kata lain, belum diakui sebagai sebuah teori yang diakui secara rasionalistik secara meluas.
- Pendekatan Radical Planning yang menekankan yang bersifat mengakar dan kontekstual tersebut seringkali mengabaikan teori, bahkan Grand-Theory yang telah diterima secara meluas, tetapi lebih cenderung bersifat teori-praktis yang kontemporer, atau berkembang sesuai dengan permasalahan.
Kesimpulan
- Radical Planning memfokuskan akar, dasar atau konteks dari topik, tema atau obyek permasalahan, dan TIDAK pada kesepakatan teori atau konsep yang telah diakui secara luas.
- Pendekatan Radical Planning bersifat kontemporer, emansipatory dan pluralistik, mengingat sifatnya yang mendasar dan mengakar pada permasalahan.
Daftar Pustaka
- Faludi, Andreas. 1974. Planning Theory, Pergamon Press.
- Forester, J. (1999). The Deliberative Practitioner: Encouraging Participatory Planning Process. Cambridge: MIT Press.
- Friedmann, J. (1987). Planning In The Public Domain: From Knowledge To Action. Princeton: Princeton University Press.
- Mandelbaum, S., L. Mazza, dan R.W. Burchell (eds.) (1996). Explorations In Planning Theory. New Brunswick: CUPR Rutgers State University.
- Campbell, S. dan S.S. Fainstein (eds.) (1996). Reading In Planning Theory. Cambridge: Blackwell.
- Allmedinger, P. dan M. Tewdwr-Jones (eds.). Planning Futures: New Directions for Planning Theory. London: Routledge.
- Sandercock, Leonie. 2003. “Planning in an Ethno-Culturally Diverse City: A Comment” Planning Theory and Practice.