Pola Lokasi Berpadu (Aglomerasi) Pada Kawasan Industri

Prasetyo Subono (1999) mengemukakan selain industri memilih pola lokasi yang menyebar, ada pula perusahaan yang memilih pola lokasi berpadu (aglomerasi). Konsep isodapane dari Alfred Weber menjelaskan pentingnya  perusahaan atau industri mengadakan aglomerasi. Isodopane memungkinkan sebuah perusahaan memilih lokasi yang berorientasi pada biaya transportasi, bila manfaat aglomerasi melebihi biaya transportasi tersebut. Dengan perkataan lain, aglomerasi memberikan manfaat external aglomeration economies (penghematan aglomerasi) disamping internal aglomerasi (penghematan aglomerasi internal). Suatu daerah atau kota umumnya berkembang karena aglomerasi. Dengan aglomerasi, industri-industri atau perusahaan-perusahaan dapat melakukan kegiatan produksi dengan biaya yang lebih rendah.


Ada dua macam aglomerasi, yakni localization economies (penghematan lokasi) dan urbanization economies. Pengehmatan lokalisasi terjadi apabila biaya total rata-rata produksi dari industri-industri sejenis pada lokasi sama turun bila jumlah produksi dari berbagai industri di suatu lokasi naik.

Penghematan lokasi terjadi karena 3 alasan, yakni : dalam pembelian input bersama dalam jumlah besar dari perusahaan sejenis dalam lokasi sama dari pemasok input yang sama, ekonomi pasar tenaga kerja (kemudahan memperoleh  tenaga kerja), dan kemudahan komunikasi ekonomi (mudahnya pertukaran informasi dan penyebaran teknologi).

Penghematan urbanisasi terjadi karena alasan-alasan yang sama seperti penghematan lokalisasi. Perusahaan yang sama dapat membeli secara bersama-sama pada pemasok bahan baku yang sama. Dari segi lain perusahaan akan mudah  mendapatkan tenaga kerja, memperoleh pertukaran informasi dan penyebaran teknologi ssecara cepat.



Sumber:
Tesis Aris Martopo, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Kawasan Industri Palur Dan Gondangrejo Di Kabupaten Karanganyar (Magister Perencanaan Kota dan Daerah (MPKD-UGM Tahun 2003)
Categories: