Menurut Moriil (1982), faktor-faktor yang mempengaruhi lokasi industri adalah:
a) Faktor-faktor
geografis yang berkaitan dengan karakteristik ruang seperti jarak,
aksesibilitas, ukuran, bentuk, aglomerasi dan posisi relatif lokasi
dalam keseluruhan;
b) Faktor-faktor ekonomi, politik, dan budaya.
Sedangkan Weber (1909) lokasi yang optimal bagi kegiatan industri adalah tempat dimana biaya yang minimal (least cost location)
Disisi lain, Sir Wiliam Petty (1662)
berpandangan bahwa pemilihan lokasi industri sangat dipengaruhi oleh
adanya perbedaan sewa tanah. Dimana semakin dekat dengan pusat pasar,
maka semakin tinggi sewa tanah, sedangkan keuntungan lain adalah faktor
biaya transport murah. Oleh sebab itu, untuk menentukan lokasi yang
optimal perlu memperhatikan biaya transpor.
Selanjutnya Blakely (1989), melihat adanya
tendensi industri meminimalisasikan biaya dengan jalan menseleksi atau
memilih lokasi yang akan dapat memaksimalkan peluang mereka untuk
mendeekati pasar. Model industri tradisional memilih lokasi pabrik
kebayakan mendekat jalur tranpsortasi termurah antara bahan baku dan
pasar.
Renner (1957), melihat keberadaan industri
disuatu lokasi tertentu memerlukan persyaratan untuk tumbuh dan
berkembang. Adapun syarat diperlukan oleh adanya suatu kegiatan industri
antara lain:
a) Tersedianya bahan mentah atau bahan baku sebagai dasar usaha,
b) Tersedianya sumber tenaga kerja yang memiliki kemampuan dan ketrampilan untuk mengolah sumber daya alam yangt ersedia
c) Adanya modal usaha yang cukup untuk keperluan opersasional usaha
d) Transportasi
e) Adanya organsiasi yang baik untuk melancarkan dan mengatur segala sesuatu dalam bidang industri.