Chenery dan Watanabe (dalam Arsyad, 1993 dikutip dari Hasvia,2000:22), lebih jauh membedakan industri ke dalam 4 kelompok, yaitu :
a) Kelompok industri yang hanya menghasilkan barang setengah jadi saja sedangkan prosesing akhir dilanjutkan di tempat lain.
b) Industri yang bisa menghasilkan barang jadi.
c) Industri
yang menghasilkan barang setengah jadi dari sektor primer, dimana bahan
baku berasal dari sektor pertanian dan kehutanan.
d) Industri yang dapat menghasilkan barang jadi dari sektor primer.
Menurut Perroux (dalam Daldjoeni, 1992) ciri-ciri
industri bersifat kekotaan yaitu mempunyai konsentrasi kegiatan yang
tinggi, adanya pengaruh multiplier (percepatan) serta adanya pengaruh
polarisasi lokal yang sangat besar, mempunyai teknologi yang sudah maju
serta mempunyai keahlian manajerial modren. Dari pengertian industri
tersebut diatas yang dimaksud industri yang bersifat kekotaan dalam
penelitian ini adalah industri yang menghasilkan produknya yang
dibutuhkan masyarakat perkotaan.
Industri yang diteliti adalah industri yang
bersifat kekotaan yang menghasilkan barang jadi yang siap dipasarkan
baik dalam negeri maupun luar negeri. Industri ini terletak di daerah
perdesaan bukan di kawasan industri yang telah dipersiapkan lahannya
untuk pembangunan industri.
Sumber:
Tesis Budi Satria Nasution, Konteks Sosio-Spasial Industri Kekotaan Yang Berlokasi
Di Perdesaan Di Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman (Magister Perencanaan Kota dan Daerah (MPKD-UGM Tahun 2003)